Minggu, 13 Juli 2014

PENYEBAB DINOSAURUS PUNAH

Penyebab dinosaurus punah

Penelitian menunjukkan bahwa aliran lava dari Deccan Trap, daerah vulkanik yang berlokasi di dekat Mumbai, puluhan ribu tahun silam kemungkinan telah memuntahkan sulfur beracun dan karbondioksida ke atmosfer sehingga menyebabkan kepunahan massal melalui pemanasan global dan pengasaman laut. Hasil penelitian yang disajikan pada pertemuan tahunan American Geophysical Union (5/12) ini merupakan voli terbaru dalam sebuah perdebatan yang sedang berlangsung mengenai apakah asteroid atau vulkanisme yang telah membunuh dinosaurus sekitar 65 juta tahun silam dalam peristiwa kematian massal yang dikenal sebagai K-T extinction.
Kendati demikian, pendukung hipotesis Alvarez tetap berpendapat bahwa meteorit raksasa di Chicxulub, Meksiko, sekitar 65 juta tahun lalu yang mengeluarkan sejumlah debu dan gas beracun ke atmosfir; menghalangi sinar matahari sehingga menyebabkan pendinginan, mencekik dinosaurus dan meracuni kehidupan laut. Meteorit mungkin juga telah memicu aktivitas gunung berapi, gempa bumi dan tsunami.
Penelitian ini bermula pada tahun 2009 ketika perusahaan minyak pengeboran di lepas pantai timur 
India menemukan lava penuh sedimen berusia ribuan tahun terkubur hampir 2 mil (3,3 kilometer) di bawah permukaan laut. Gerta Keller, seorang ahli geologi di Princeton University
, dan timnya yang mendapat izin untuk menganalisis sedimen tersebut kemudian menemukan bahwa sedimen mengandung banyak fosil yang berasal dari seluruh perbatasan antara periode Cretaceous-Tersier atau Batas KT, suatu periode ketika dinosaurus menghilang. Sedimen itu sendiri telah melakukan perjalanan hampir 1.000 mil (1.603 km) dari Deccan Trap. Menurut Adatte Thierry, seorang ahli geologi dari University of Lausanne di Perancis yang berkolaborasi dengan Keller dalam ini penelitian mengatakan bahwa saat ini wilayah vulkanik tersebut meliputi seluas wilayah Perancis, tapi hampir seluas wilayah Eropa ketika masih aktif selama periode Cretaceous akhir


Kepunahan dahsyat dinosaurus di akhir zaman kapur merupakan sebuah misteri sepanjang masa dalam sejarah biologi. Ilmuwan telah mengemukakan satu demi satu teori untuk mencoba menjelaskan penyebabnya, namun hingga sekarang tidak ada satu pun kesimpulan terakhir yang dapat diterima semua orang. Teori yang agak lazim adalah bencana yang disebabkan oleh benturan planet kecil yang menabrak bumi yang mengakibatkan punahnya dinosaurus, namun teori tersebut tidak sempurna. Sebab dinosaurus merupakan binatang yang paling sukses di atas bumi waktu itu, keanekaragaman sifatnya yang besar semakin memanifestasikan perbedaan ukuran, dan bentuk yang berbeda-beda, gaya hidup juga beraneka ragam. Jika bencana yang disebabkan benturan planet kecil mengakibatkan punahnya dinosaurus, lalu mengapa binatang seperti burung, buaya dan kadal yang memiliki tali persaudaraan erat dengan dinosaurus tersebut dapat terhindar dari bencana dan hidup hingga sekarang? Ini mau tidak mau mendorong orang-orang membuat teori baru lainnya untuk menganalisa sebab-musabab punahnya dinosaurus.

Perubahan Iklim yang Mendadak
Berdasarkan data dari pemboran geologi laut yang dalam, sejumlah ilmuwan menganggap telah terjadi perubahan yang tidak biasa terhadap iklim di bumi pada 65 juta tahun silam, suhu udara meninggi secara mendadak. Perubahan ini membuat dinosaurus dan binatang darah dingin lain yang agak lemah kemampuan menguraikan panas tidak dapat dengan baik menyesuaikan lingkungan, terutama mengakibatkan kerusakan parah sistem reproduksinya. Akibatnya, dinosaurus tidak dapat mengembangbiakkan keturunan sehingga punah.

Ada satu teori lagi, meskipun berpendapat sama, bahwa perubahan mendadak iklim menyebabkan kepunahan dinosaurus, namun proses dugaannya tidak sama. Mereka menganggap, kurang lebih 70 juta tahun silam, antara lautan kutub utara dengan samudera lainnya sama sekali terpisahkan menyeluruh oleh daratan, dan dalam hari-hari terakhir air laut yang asin itu berangsur-angsur menjadi air tawar oleh karena efek dari berbagai macam faktor. Setelah tiba 65 juta tahun silam hingga sekarang, “tanggul” yang memisahkan lautan kutub utara dengan samudera lainnya tiba-tiba saja bobol. Sejumlah besar air di lautan kutub utara yang berubah menjadi ringan karena penawaran mengalir ke samudera lainnya. Oleh karena suhu air di lautan kutub utara sangat dingin, maka air dingin “luapan luar” tersebut membentuk selapisan arus dingin, sehingga suhu air laut di samudera dengan cepat turun kurang lebih 20 derajat. Turunnya suhu di samudera memberi dampak serius pada iklim di daratan, sehingga udara di atas langit daratan menjadi dingin. Pada saat yang sama, kandungan uap air di udara juga dengan cepat berkurang, mengakibatkan kekeringan menyeluruh di atas daratan sehingga punahlah dinosaurus itu.



Suatu perubahan iklim mendadak yang mengakibatkan kepunahan dinosaurus adalah secara serius mempengaruhi telur dinosaurus. Sejumlah ilmuwan menemukan, di akhir zaman kapur sebelum dinosaurus punah, kulit telur dinosaurus cenderung berubah menjadi tipis, ini menunjukkan sebagai efek akibat adanya perubahan iklim yang mendadak. Ahli paleontologi Taiwan juga menemukan, di antara telur dinosaurus yang dihasilkan di sejumlah lokasi fosil, lubang udara pada sejumlah kulit telur dinosaurus yang hampir mendekati masa punah itu lebih sedikit dibanding kulit telur dinosaurus pada masa lainnya, ini sangat mungkin berhubungan dengan iklim yang berubah menjadi dingin dan kering.

Perubahan Komposisi Udara
Analisa ilmiah sekarang membuat kita memahami, bahwa di masa yang telah lamalampau di mana bumi baru saja terbentuk, di udara sama sekali tidak ada oksigen, kandungan dioksida malah sangat tinggi. Seiring munculnya autotrof, fotosintesis mulai mengauskan dioksida dan proses pembuatan oksigen, dengan demikian mengubah lingkungan udara di bumi. Di saat yang sama, di satu sisi dioksida melalui penetapan organisme melalui sedimen lapisan batu bara dan minyak bumi, dan di sisi lainnya juga melalui ada tidaknya peluang bersedimen dengan menggunakan berbagai macam formulakarbonat. Dan sedimen tersebut berlangsung terus-menerus.

Bukti menunjukkan, kekentalan dioksida masa Mesozoikum kehidupan dinosaurus sangattinggi, sedangkan kekentalan dioksida Neozoikum selanjutnya malah agak rendah. Perubahan komposisi udara tersebut, apakah ada hubungannya dengan punahnya dinosaurus?

Sebagaimana diketahui setiap jenis organisme baru dapat hidup secara normal dalam lingkungan yang sesuai, perubahan lingkungan acap kali dapat mengakibatkan kesuburan dan kemunduran sebuah spesies. Saat lingkungan bermanfaat terhadap spesies tersebut, ia akan berkembang biak dengan subur; lingkungan sebaliknya, dapat merosot atau bahkan menjadi punah. Faktor lingkungan termasuk suhu, air dan faktor lainnya, bahkan termasuk komposisi udara. Namun, apakah perubahan pada komposisi udara dapat mempengaruhi kehidupan organisme? Jawabannya pasti. Misalnya, manusia berada di bawah lingkungan yang dioksidanya tinggi berisiko terhadap keselamatan jiwanya, bahkan ada sejumlah binatang yang lebih sensitif terhadap perubahan kekentalan dioksida dibanding manusia.

Masa Neozoikum kehidupan dinosaurus, kandungan dioksida di udara lebih tinggi, menunjukkan bahwa dinosaurus sangat cocok pada lingkungan udara yang kekentalan dioksidanya tinggi. Mungkin, hanya dalam lingkungan udara seperti itu, mereka baru dapat hidup dengan baik. Waktu itu, meskipun binatang menyusui telah muncul, namun mereka akhirnya tidak mengalami perkembangan besar, mungkin ini justru karena komposisi udara dan lingkungan lainnya sangat tidak menguntungkan terhadap mereka, karenanya mereka terus berada pada posisi yang lemah di masa Neozoikum, dan berkembang lamban.

Seiring dengan pergeseran waktu, setelah tiba di akhir zaman kapur, lingkungan udara mengalami perubahan besar, kandungan dioksida menurun, sedangkan kandungan oksigen bertambah, lingkungan yang tidak menguntungkan terhadap dinosaurus ini mungkin tercermin pada dua hal. Pertama, terjadi ketidaknyamanan pada tubuh dinosaurus, di bawah lingkungan yang baru, sangat mudah menjadi sakit, bahkan penyakit akan seperti wabah menyebar. Kedua, lingkungan udara yang baru lebih sesuai untuk kehidupan binatang menyusui, binatang menyusui menjadi lebih maju, penyaing adaptasi yang lebih kuat. Di bawah efek kedua faktor tersebut, dinosaurus akhirnya musnah. Sedangkan binatang melata lainnya merupakan minoritas spesies yang dapat menyesuaikan diri.

Teori perubahan komposisi udara yang menyebabkan punahnya dinosaurus tersebut memiliki dua titik awal. Pertama, komposisi udara masa Mesozoikum tidak sama dengan sekarang. Ilmu pengetahuan sekarang telah dapat membuktikan hal ini. Dan kedua, setiap jenis makhluk hidup memerlukan lingkungan udara yang sesuai, barulah dia dapat hidup. Ilmu pengetahuan sekarang juga tidak sulit untuk mengadakan pembuktian terhadap hal demikian.

Atmosfer pada zaman purbakala hampir tidak ada oksigen, sedangkan kandungan dioksida sangat tinggi. Belakangan, karena munculnya makhluk hidup, di bawah efek fotosintesis kandungan dioksida di atmosfer perlahan-lahan berkurang, dan kandungan oksigen perlahan-lahan bertambah, proses ini mungkin dapat menjelaskan sejumlah besar gejala dalam sejarah perkembangan makhluk hidup. Sebab binatang tidak dapat secara langsung menggunakan makhluk anorganik melakukan fotosintesis, sumbernya lebih terbelakang daripada sumber tumbuhan, harus mendapatkan kandungan oksigen di udara yang mencapai derajat setara.

Lemahnya Kekebalan terhadap Penyakit
Sejumlah ilmuwan menganggap, teori kepunahan dinosaurus dewasa ini kebanyakan ditekankan pada penyebab dari luar, teori ini merupakan masalah yang paling tidak dapat dipecahkan, karena bagaimanapun terdapat sejumlah besar spesies makhluk hidup yang sezaman dengan dinosaurus yang justru malah tidak punah. Lingkungan ekologi yang diandalkan untuk bertahan hidup, rantai makanan, di saat sebelum kepunahan sama sekali tidak ada perbedaan yang mencolok dengan dinosaurus, namun mereka bukan saja terhindar dari bencana, bahkan mengembangkan dunia makhluk hidup yang beraneka ragam hingga sekarang ini. Kondisi seperti itu membuat sejumlah ilmuwan menyangsikan, penyebab yang lebih langsung mengakibatkan punahnya dinosaurus mungkin masalahnya terletak pada dia sendiri, misalnya perawakan raksasa sejumlah besar dinosaurus dan sifatnya yang berdarah dingin kemungkinan besar berhubungan dengan kepunahannya.

Di antara banyak faktor yang menimbulkan kemungkinan kematian jenis makhluk hidup tertentu dalam skala besar, jenis baru penyakit menular ganas merupakan suatu faktor khusus yang layak diperhatikan. Gejala kemandulan dalam proses reproduksi yang disebabkan oleh penyakit tertentu sekarang ini merupakan hal yang sering terjadi, dan kurangnya kekebalan tubuh menghadapi ancaman kesehatan itu sendiri juga merupakan hal yang diketahui umum. Ketika satwa liar mengalami penyakit yang seperti itu juga tidak akan terhindar dari ancaman bencana kepunahan pada kelompok spesiesnya. Ditimbang dari sudut ini, punahnya dinosaurus kemungkinan terjadi dengan adanya wabah penyakit menular ganas. Lagi pula, karena mikroba merupakan penyebab utama yang menyebabkan wabah penyakit menular, dan perubahan lingkungan ekologi paling mudah menimbulkan metamorfosa mereka, dengan demikian meskipun kepunahan dinosaurus diakibatkan bencana, maka mekanismenya juga kemungkinan besar melalui perubahan organisme penyebab penyakit dan mengakibatkan hilangnya fungsi kekebalan terhadap penyakit.

Hidup-mati yang ditimbulkan interaksi antara makhluk hidup semuanya merupakan salah satu penyebab utama pada pergantian spesies dalam sejarah biologi. Terhadap ancaman organisme penyebab penyakit, kemampuan anti-infeksi pada binatang merupakan suatu yang sangat penting terhadap hidup dan matinya. Ilmu biologi modern telah membuktikan, kemampuan anti-infeksi pada binatang bertulang belakang terutama melalui dua bagian pembentukan. Pertama, pertahanan alami (dalam ilmu kekebalan disebut bukan sistem kekebalan khusus), pembentukan tirai pelindung bagian dalam dan luar, termasuk dari kulit, selaput lendir, cairan dan lain-lain, serta berbagai macam fagosit (sel penelan) dan faktor cairan tubuh yang dapat membunuh organisme penyebab penyakit dsb. Sistem pertahanan alami sudah terbentuk sejak dini sekali. Yang kedua, adalah sistem kekebalan spesifik, terutama melalui pembentukan sel aktif kekebalan antigen yang dapat dibedakan kekhususannya. Sistem kekebalan yang bersifat khusus ini adalah sistem kemampuan baru yang muncul setelah evolusi binatang hingga binatang bertulang belakang, setelah sampai pada evolusi binatang menyusui dan spesies burung, barulah mencapai taraf yang lebih sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar